contoh review jurnal Kualitatif bidang gizi


GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRILAKU IBU RUMAH
 TANGGA TERHADAP GARAM BEYODIUM DI DESA LODTUNDUH WILAYAH UPT KESEHATAN MASYARAKAT UBUD I 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
GAKY merupakan sekumpulan gejala akibat tubuh mengalami kekurangan yodium dalam jangka waktu yang cukup lama (Adriani, 2012). Risiko terjadinya GAKY dapat dimulai dari masa kehamilan hingga pada orang dewasa seperti kretin, keguguran pada ibu hamil, bayi lahir mati, keterbelakangan mental, gangguan pertumbuhan syaraf penggerak, gangguan bicara, gangguan pertumbuhan dan gangguan kecerdasan serta resiko yang paling dikenal masyarakat yaitu gondok yang sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang (Soekarti, 2006).
Berdasarkan teori Lawrence Green 1980 dalam (Notoatmodjo, 2010), menyatakan perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong. Faktor predisposisi yang dimaksud adalah faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi, nilai-nilai dan unsur-unsur lain. Mengenai faktor predisposisi ibu rumah tangga terhadap perilaku dalam mengkonsumsi garam beryodium, penelitian yang dilakukan oleh (Setiarini, 2010) menyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang GAKY dengan cara menyimpan dan menggunakan garam beyodium. Selain itu penelitian (Hariyanti, 2010) menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap penggunaan garam beryodium dengan kejadian Gondok pada wanita usia subur yang memiliki satu anak.
Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan pengetahuan dan sikap merupakan faktor internal dari ibu rumah tangga yang menjadi dasar terjadinya perilaku konsumsi garam beryodium di rumah tangga tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih mendalam pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terhadap garam beryodium di Desa Lodtunduh sehingga dapat diketahui kontribusinya terhadap terjadinya perilaku untuk mengkonsumsi garam beryodium.
B. Tujuan Umum Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh terhadap garam beryodium.
C. Tujuan Khusus Penelitian
1.      Mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga terhadap konsumsi garam beryodium di Desa Lodtunduh
2.      Mengetahui gambaran sikap ibu rumah tangga terhadap konsumsi garam beryodium di Desa Lodtunduh.
3.      Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mempengaruhi prilaku ibu rumah tangga terhadap konsumsi garam beryodium di Desa Lodtunduh.
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep

Gambaran pengetahuan ibu rumah tangga
V. Independent                                                                       V. Dependent
 



Prilkaku ibu rumah tangga
 

Gambaran sikap ibu rumah tangga

Kurangnya konsumsi garam beryodium
 






                                    Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Note:
                        : Aspek yang diteliti
                        : Berpengaruh
                        : Terhadap
B. Hipotesis
1.      Pengetahuan yang kurang terhadap konsumsi garam beryodium
2.      Sikap yang negative terhadap konsumsi garam beryodium
3.      Pengetahuan yang kurang dan sikap yang negative mempengaruhi prilaku ibu sehingga sulit menkonsumsi garam beryodium.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian sejenis penelitian formatif yang secara khusus memberikan teknik untuk memperoleh jawaban atau informasi mendalam tentang pendapat dan perasaan seseorang (FKM, 2000).
B. Design Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan RAP (Rapid Assessment Procedures) yang merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang terfokus, tepat waktu, dan juga dapat dipercaya hasilnya khususnya dalam bidang kesehatan (Utarini, 2007).

C. Populasi dan Sampel
            Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Sedangkan sampel yang dugunakan adalah ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh yang berjumlah 30 informan.

D. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling non probabilistic atau purposive sampling. informan yang dipilih adalah informan dengan tujuan (purposive) tertentu, yaitu memilih informan yang kaya informasi (Utarini, 2007), karena dalam penelitian kualitatif informasi dianggapcukup bila data yang diperoleh sudah mencapai saturasi atau tidak ada informasi baru lagi yang diperoleh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data primer yang terdiri dari diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara mendalam (Indepth Interview) terhadap dua informan kunci yaitu ketua PKK di Desa Lodtunduh dan pemegang program Gizi UPT Kesehatan Masyarakat Ubud I serta dilaksanakan observasi untuk mengetahui apakah seseorang bersungguh-sungguh melakukan apa yang mereka katakan.

F. Lokasi dan Waktu
Lokasi dari penelitian ini adalah di Desa Lodtunduh yang merupakan wilayah UPT Kesehatan Masyarakat Ubud I, yang memiliki cakupan konsumsi garam beryodium rumah tangga paling rendah selama 3 tahun terakhir. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan pada bulan Maret – Mei 2013.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beryodium
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh baik yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat garam beryodium, perbedaan antara garam beryodium dengan garam biasa dan penyimpanan garam beryodium yang benar. Pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh masih kurang mengenai sumber yodium lainnya, pengertian garam beryodium, akibat kekurangan garam beryodium, dan cara menggunakan garam beryodium yang benar.
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh belum memahami tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.
Minimnya pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh tentang garam beryodium dikarenakan kurangnya informasi yang mereka terima dan pengalaman yang mereka miliki dalam menggunakan garam beryodium. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hendra dalam (Hastuti, 2012) yaitu sumber informasi dan pengalaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
2.      Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beryodium
Berdasarkan hasil penelitian sikap positif dari ibu rumah tangga terhadap garam beryodium ditunjukkan pada harga garam beryodium yaitu pada harga garam beryodium yang dirasa cukup murah dan terjangkau serta tempat penyimpanan garamnya mudah. Sebagian kecil dari ibu rumah yang tangga berpendidikan tinggi juga menunjukkan sikap positif dengan tidak mempermasalahkan jarak antara rumah dengan tempat membeli garam beryodium dan mereka tidak mempermasalahkan rasa garamnya.
Namun sikap negatif yang ditunjukkan oleh informan lebih besar dari pada sikap positifnya. Karena sebagian besar ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh menyatakan rasa makanan menjadi pahit setelah ditambahkan garam beryodium.
Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa sikap yang terbentuk pada diri seseorang terhadap garam beryodium dapat dipengaruhi oleh adanya pengalaman pribadi pernah menggunakangaram beryodium, pengaruh dari orang sekitar seperti mertua dan tetangga serta kebiasaan menggunakan garam biasa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Azwar, 2009) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya pengalaman pribadi, kebudayaan dan pengaruh orang lain yang dianggap penting.
3.      Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beryodium
Dari hasil observasi dan pengecekan kandungan yodium pada garam hampir semua garam yang digunakan oleh ibu rumah tangga yang diteliti tidak mengandung yodium. Selain itu dari cara penyimpanan garam, semua ibu rumah tangga tidak benar dalam menyimpan garam seperti tidak ditutup, diletakkan dekat kompor, dan garam tidak diwadahkan.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan hanya satu orang yang benar-benar mengkonsumsi garam beryodium di rumahnya dan untuk penyimpanan garam semua informan ditemukan tidak benar dalam melakukannya. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara yang disampaikan oleh informan pada saat FGD dengan praktik mereka di rumah tangga baik itu yang menyatakan telah rutin menggunakan garam beryodiumdi rumah dan sudah menyimpanan garam dengan benar. Ketidaksesuaian tersebut sesuai dengan hasil studi WHO dan para ahli pendidikan kesehatan dalam (Notoatmodjo, 2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat sebenarnya sudah ada akan kesehatan tetapi praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat akan kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya.
Hal tersebut dikarenakan belum adanya pemahaman dari ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh mengenai pentingnya konsumsi garam beryodium bagi kesehatan mereka dan keluarga. Disamping itu cara penggunaan yang salah merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan ibu rumah tangga tidak menggunakan garam beryodium dikarenakan rasa makanan yang ditambahkan garam beryodium menjadi pahit.
Dari penelitian ini, sikap yang ditunjukkan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh mengenai garam beryodium antara yang berpendidikan tinggi dan yang berpendidikan rendah ada yang positif dan ada yang negatif. Dalam hal ini kelompok berpendidikan tinggi dari hasil FGD menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap garam beryodium dibandingkan kelompok yang lebih rendah. Hanya saja sikap positif tersebut tidak mendukung terjadinya perilaku mengkonsumsi garamberyodium pada kelompok yang berpendidikan tinggi. Sebagian besar ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh baik yang berpendidikan tinggi dan yang berpendidikan rendah tidak menggunakan garam beryodium di rumah tangga. Hal ini sesuai dengan penelitian (Lingga, 2012) yang menyatakan bahwa seseorang dapat menolak suatu inovasi walaupun memiliki sikap setuju terhadap inovasi tersebut dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan pemaparan diatas maka perilaku ibu rumah tangga yang tidak mengkonsumsi garam beryodium dipengaruhi oleh kurang pahamnya ibu rumah tangga akan pentingnya konsumsi garam beryodium bagi kesehatan. Selain itu tidak pahamnya ibu rumah tangga terhadap cara penggunaan garam beryodium yang benar pada masakan, adanya pengaruh dari orang yang dianggap penting, pengalaman pernah menggunakan garam beryodium dan kebiasaan menggunakan garam biasa menyebabkan timbulnya sikap negatif terhadap garam beryodium tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh belum memahami tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium dan cara penggunaan garam beryodium yang benar. Minimnya pemahaman ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh sangat erat kaitannya dengan sumber informasi dan pengalaman yangdimiliki oleh ibu rumah tangga tersebut. Ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh baik yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat garam beryodium, perbedaan antara garam beryodium dengan garam biasa dan penyimpanan garam beryodium yang benar. Namun pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh masih kurang mengenai sumber yodium lainnya, pengertian garam beryodium, akibat kekurangan garam beryodium dan cara menggunakan garam beryodium yang benar.
Sikap ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh secara umum negatif terhadap garam beryodium. Sikap positif hanya ditunjukkan pada harga garam yang murah dan tempat menyimpan garam yang sama dengan garam biasa. Dari ibu yang berpendidikan tinggi sebagian besar memiliki sikap positif terhadap rasa garam dan jarak yang harus ditempuh untuk membeli garam beryodium. Sementara dari ibu rumah tangga yang berpendidikan rendah sebagian besar menunjukkan sikap negatif terhadap rasa dan jarak yang harus ditempuh untuk membeli garam beryodium. Tetapi seluruh ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh menyatakan sikap mereka terhadap garam beryodium dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari orang yang dianggap penting seperti mertua, pengalaman menggunakan garam beryodium, dan kebiasaan menggunakan garam biasa.
Secara keseluruhan ibu rumah tangga di Desa Lodtunduh menunjukkan perilaku tidak mengkonsumsi garam beryodium. Hal ini dikarenakan belum adanya pemahaman ibu rumah tangga akan pentingnya mengkonsumsi garam beryodium bagi kesehatan dan tidak pahamnya ibu rumah tangga akan cara menggunakan garam beryodium yang benar pada masakan sehingga menyebabkan munculnya sikap negatif karena rasa masakkan yang pahit.
B. Saran
Sector kesehatan harus mempertatikan daerah ini yaitu Desa Lodtunduh segera memberikan penyuluhan dan pemahaman pentingnya konsumsi garam beriyodium untuk mencegah terjadinya GAKY.

C. Keunggulan
Salah satu keunggulan dari penilitian ini adalah teknik pengumpulan datanya menggunakan FGD, wawancara mendalam dan juga melakukan observasi agar tidak terjadinya pembiasan dalam penelitian ini. Jenis dan design penelitian juga dipaparkan secara jelas dan lokasi serta lama waktu penelitian disertakan dalam penelitian ini.
D. Kelemahan
Didalam penelitian ini tidak memberi saran bagaimana solusi agar ibu rumah tangga bisa mengerti, memahami dan menerapkan bahwa mengkonsumsi garam beryodium penting.








DAFTAR PUSTAKA
Adriani, W. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
FKM. (2000). Aplikasi Metode Kualitatif Dalam Penelitian Kesehatan Depok: Universitas Indonesia.
Hariyanti, W. d. (2010). Hubungan Antara Sikap Terhadap Penggunaan Garam Beryodium Dengan Kejadian Gondok Pada Wanita Usia Subur Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 1, 30-34.
Hastuti. (2012). Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Utilisasi Poliklinik Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Budi Kemuliaan Tahun 2011.
Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lingga, A. (2012). Persepsi Pria Terhadap Metode Vasektomi Di Kecamatan Payangan Dan Sukawati Kabupaten Gianyar Tahun 2012. Kesehatan Masyarakat.
Setiarini, J. d. (2010). Tingkat Pengetahuan GAKY Dengan Penangan Garam Beryodium Oleh Ibu Rumah Tangga Di Desa Belah, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Indonesian Journal Of Micronutrient, 1.
Soekarti, S. (2006). Gambaran Karakteristik Garam Beriodium, Penyimpanan, Tempat Membeli Garam Dan Jumlah Konsumsi Pada Keluarga Miskin Di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Utarini. (2007). Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Kesehatan Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.




Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment