ASINAN SAYURAN (SAWI ASIN) (MIKROBILOGI PANGAN)



Sayuran, terutama yang berdaun hijau, merupakan salah satu bahan pangan yang baik karena mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin C, provitamin A, zat besi, dan kalsium. Sayuran yang paling banyak di Indonesia adalah kangkung, bayam, katuk, daun melinjo, dan petsai. Sayuran dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan dan suhu yang berbeda, sehingga beragam jenisnya.
Mengingat sifat alamiah dari sayuran yang mudah busuk dan rusak, perlu diusahakan beberapa cara pengolahan untuk memperpanjang daya guna tersebut misalnya pengolahan sawi hijau menjadi sayur asin. Pengolahan dengan fermentasi asam laktat dapat digunakan untuk mengawetkan sayuran, seperti sawi hijau dan untuk pengembangan sifat organoleptik dari makanan. Tujuan dari fermentasi sayuran adalah pertama-tama adalah mengawetkan bahan  pangan tersebut, dan kedua adalah menghasilkan produk dengan sifat inderawi yang khas, khususnya aroma dari cita rasanya. Jenis sayuran yang digunakan antara lain: kubis, jagung, sawi hijau, petsai, ketimun, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya. Asinan adalah sejenis makanan yang dibuat dengan cara pengacaran (melalui pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka), bahan yang diacarkan yaitu berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
B.       Tujuan
1.      Mengetahui cara pembuatan asinan sayuran dengan baik dan benar
2.      Mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan asinan
3.      Mengetahui mikroorganisme dan perananya dalam pembuatan asinan
4.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari pembuatan asinan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Asinan sayuran
Asinan merupakan salah satu olahan sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah. Makanan ini merupakan hidangan sehat, kaya antimikroba dan antioksidan. Asinan juga mengandung zat penangkal kanker dan hipertensi, serta membuat awet muda dan bebas osteoporosis. Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam. Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang difermentasi.
1.      Sawi hijau
Klasifikasi Botani dari sawi hijau yaitu sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rhoeadales (Brassicales)
Famili              : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica juncea
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut  juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Salah satu bentuk olahan sawi hijau adalah sayur asin. Sayur asin adalah produk yang punya cita rasa khas yang dihasilkan melalui proses fermentasi spontan bakteri asam laktat.
2.      Sawi putih
Klasifikasi sawi putih adalah sebagai berikut:
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Capparales
Famili              : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica chinensis L
Sawi putih (Brassica rapa Kelompok Pekinensis suku sawi-sawian atau Brassicaceae) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa karena itu disebut juga sawi cina. Sebutan lainnya adalah petsai. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam cap cai, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral. Salah satu kandungan yang terdapat dalam sawi putih adalah fruktan.



B.   Fermentasi
1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses terjadinya perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan aktivitas agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis. Karena bahan ini hasil proses mikrobial maka disebut produk fermentasi. Teknologi fermentasi merupakan salah satu cara pengolahan dan pengawetan makanan, baik secara konvensional maupun modern, dengan memanfaatkan mikroba baik langsung maupun tidak langsung. Proses reaksi fermentasi :
C6H12O6       2CH3CHOHCOOH + 22,5 kkal
Asam laktat
C6H12O6       2CH3CH2OH + 2CO2 + 22 kkal
Etil alcohol
2.      Fermentasi Sayuran
Hampir semua jenis sayur-sayur dapat dijadikan bahan pembuatan sayur asin oleh bakteri asam laktat dengan ditambahkan media fermentasi seperti menggunakan air rebusan ketela pohon atau dengan air tajin. Sayur-sayuran mengandung gula dan komponen-komponen nutrisi lain yang cukup sebagai substrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat.
Seperti sebagian besar dari fermentasi sayuran, fermentasi sayur asin merupakan fermentasi spontan yaitu proses fermentasi tanpa digunakan starter dan terjadi dengan sendirinya dengan bantuan mikroflora alami. Karakteristik dari proses ini adalah adanya bakteri asam laktat yang termasuk bakteri heterofermentatif. Bakteri asam laktat penting dalam pencapaian produk yang stabil dengan rasa dan aroma yang khas. Hasil pertumbuhan bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol, manitol, dekstran, ester dan CO2. Kombinasi dari asam, alkohol dan ester akan menghasilkan rasa yang spesifik dan disukai. Dalam proses fermentasi sayuran digunakan bakteri alami yang terdapat dalam sayur-sayuran, seperti sawi hijau, kubis, dsb. Jenis bakteri asam laktat yang dibiarkan aktif adalah Leuconostoc mesenteroide, Lactobacillus cucumeris, L.Plantarum dan L.Pentoaceticus. Pada awal fermentasi, bakteri yang aktif dalam jumlah besar adalah bakteri coliform, seperti Aerobacter cloacer, yang menghasilkan gas dan asam-asam yang mudah menguap dan pada kondisi tersebut aktif pula bakteri Flavo-bacterium rhenanus, yang menghasilkan senyawa-senyawa pembentuk cita rasa yaitu kombinasi dari asam dan alkohol pembentuk ester. Fermentasi dilakukan dalam keadaan anaerob, namun bila dalam tempat fermentasi ada udara, akan mengakibatkan terjadinya proses pembusukan pada sayur asin.
Faktor-faktor lingkungan yang penting dalam fermentasi sayuran adalah :
1.      Terciptanya keadaan anaerobik
2.      Penggunaan garam yang sesuai yang berfungsi untuk menyerap keluar cairan dan zat gizi dari sayur
3.      Pengaturan suhu yang sesuai untuk fermentasi
4.      Tersedianya bakteri asam laktat yang sesuai .
Kadar garam yang terlalu rendah (kurang dari 2,5%) mengakibatkan tumbuhnya bakteri proteolitik (bakteri yang menguraikan protein). Sedangkan konsentrasi garam lebih dari 10% akan memungkinkan tumbuhnya bakteri halofilik (bakteri yang menyenangi kadar garam tinggi). Oleh karena itu, kadar garam harus dipertahankan selama proses fermentasi, karena garam menarik air dari jaringan sayuran, maka selama proses fermentasi secara periodik ditambahkan garam pada media fermentasi. Kecepatan fermentasi juga dipengaruhi oleh kadar garam medium. Pada umumnya makin tinggi konsentrasi garam makin lambat proses fermentasi.


C.       Cara Membuat Homemade Acar Sawi (Sawi Asin)
Untuk 2 buah tanaman sawi pahit
Bahan:
1.      2 batang sawi pahit berat masing-masing sekitar 300 gram
Bahan larutan rendaman:
1.      200 gram gula pasir
2.      3 sendok makan garam
3.      650 ml  air matang
4.      125 ml cuka masak
Cara membuat:
1.      Siapkan tanaman sawi pahit, pilih tanaman yang segar, kekar dan tidak ada daun yang kekuningan, jika ada bagian yang jelek atau daun yang kuning maka buang bagian tersebut. Tanaman digunakan utuh dari pangkal hingga ujungnya. Belah tanaman dari bagian pangkalnya menjadi 2 bagian. Siapkan air di baskom/ember, rendam tanaman selama 15 menit dan cuci bersih.
2.      Siapkan panci, isi air yang banyak dan rebus hingga mendidih. Masukkan sawi dan rendam selama 1 menit, balik-balikkan sayur selama proses blanching. Note: Proses perebusan hanya untuk mem-blanching sawi, bukan untuk membuatnya menjadi matang, jadi jangan terlalu lama merebusnya atau sawi asin akan menjadi kurang kerenyahannya.
3.      Angkat sawi dan masukkan ke dalam baskom berisi air dingin. Redam sawi selama 2 menit. 
4.      Selama sawi direndam di air dingin, siapkan larutan cuka dengan memasukkan semua bahan ke sebuah wadah. Aduk hingga larut.
5.      Agkat sawi, tiriskan. Peras air yang melekat di sayur. Tata sayur di wadah yang memiliki tutup atau toples kaca, saya menggunakan kotak plastik. Jika anda menggunakan rajangan cabai, bawang putih dan jahe, maka masukkan juga bahan-bahan tersebut pada tahap ini.  Siram dengan air larutannya hingga sawi tertutup air. Tutup wadah dan simpan dikulkas. Note: Sawi harus terendam air, jika air kurang maka anda harus membuat air larutannya dengan tajaran disesuaikan dengan kebutuhan. 
6.      Acar sawi siap dalam waktu 3 hari dan harus selalu disimpan di dalam kulkas. Acar sedap dimakan begitu saja atau digunakan dalam masakan sebagaimana sawi asin lainnya.





BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Bahan mentah sayuran termasuk sawi mengandung mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam jumlah yang besar, dengan populasi bakteri asam laktat kurang dari 1%. Bakteri Lactococcus spp.dan Leuconostoc spp.merupakan bakteri asam laktat yang paling banyak, sedangkan Lactobacillus spp.dan Pediococcus spp.dalam jumlah kecil.





DAFTAR PUSTAKA
Indriani. 2015. Homemade Acar Sawifile:// Homemade Acar Sawi(SawiAsin) _Just Try&Taste.htm
Sopandi T & Wardah. 2013. Mikrobilogi Pangan. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET

Utami. 2014. Pembuatan Asinanfile://LAPORAN ASINAN NAENISRI UTAMI_ naeniutami-Academia.edu.htm

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment