A.
Program dari pemerintah untuk Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) untuk menurunkan resiko terjadinya bayi berat badan lahir
rendah (BBLR)
1. Peningkatan
pelayanan Antenatal
2. Peningkatan
deteksi dini ibu hamil berisiko
3. Peningkatan
pelayanan Neonatal
B.
Tujuan : untuk menurunkan angka
kelahiran bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang bisa meningkatkan angka
kematian bayi (AKB).
C.
Waktu dan lokasi
Waktu
pelaksanaan program ini di mulai pada tanggal 12 November 2016 dan lokasi
pelaksanaan program di seluruh puskesmas dan posyandu yang ada di propinsi
Riau.
D.
Langkah Perencanaan Program Gizi
1.
Diagnosis dan Analisis Situasi
a) Bayi
yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
b) Program
ini ditujukan untuk ibu hamil, menyusui dan nifas
c) Bayi
lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram
d) Bayi
yang lahir BBLR berisiko mengalami penyakit infeksi, kekurangan gizi dan
menurunnya intelligence quotient (IQ)
e) Factor
ibu, janin, plasma, dan lingkungan.
2.
Formulasi tujuan spesifik
a) Tujuan
secara nasional : Menurunkan bayi yang lahir BBLR
b) Tujuan
dapat diukur secara kuantitatif: Menurunkan kelahiran bayi BBLR 8,6 % menjadi
7% di propinsi Riau selama 3 tahun dari 2016-2019.
E.
Seleksi Model Intervensi
1.
Tipe Intervensi: memberikan sosialisasi
bagaimana menjaga kehamilan dan mendeteksi lebih dini kehamilan sehingga dapat
mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan BBLR dan komplikasi saat kehamilan.
Jika ibu melahirkan anak dengan BBLR memberikan sosialisasi bagaimana cara
mengupayakan anak tersebut bisa terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi sehingga
ibu bisa memperbaiki secara bertahap untuk perkembangan dan pertumbuhan anak
yang lahir BBLR.
2.
Perencanaan intervensi:
a) Sosialisasi
dilakukan selama 2 bulan sekali
b) Peningkatan
pelayanan antenatal dan neonatal dilakukan oleh tenaga professional (dokter,
perawat, ahli gizi dan bidan)
1)
Penimbangan berat badan dan pengukur
tinggi badan
2)
Pengukuran tekanan darah
3)
Pemberian imunisasi
4)
Ukur tinggi fundus uteri
5)
Pemberian suplemen zat besi, vitamin B
12 dan asam folat
c) Peningkatan
deteksi dini
1) Memantau
keadaan gizi dan kesehatan ibu hamil
2) Memotivasi
ibu hamil agar memeriksakan kehamilan secara teratur dan lebih dini
3) Media
pendidikan gizi dan kesehatan
4) Memperkirakan
berat bayi yang akan dilahirkan berdasarkan pertambahan berat badan selama
kehamilan.
3.
Biaya yang diperlukan
Menurut Ditjen Bina
Gizi dan KIA 2015 dana yang di keluarkan untuk program KIA di provinsi Riau
adalah Rp 7.952.934.000 berarti hampir 8 miliyar
F.
Monitoring
Melakukan
monitoring sesuai dengan perencanan intervensi:
1.
Melakukan sosialisasi
2.
Konseling gizi dan kesehatan
3.
Pemeriksaan antenatal dan neonatal
4.
Mendeteksi lebih dini ibu hamil yang
beresiko
G.
Evaluasi
Dengan
adanya program KIA dengan perencanaan intervensi menurunkan angka bayi lahir
BBLR dari 8,6% menjadi 8% dengan jangka waktu 3 tahun. Walaupun tidak memenuhi
target yang ingin di capai tetapi sudah ada perkembangan dan penurunan angka
bayi lahir dengan BBLR.
0 comments :
Post a Comment